Perkembangan Produksi Tujuh Komoditi Perkebunan Unggulan Kab. Buleleng
Admin sukasada | 22 Februari 2018 | 1065 kali
Kabupaten Buleleng memiliki potensi perkebunan cukup besar, dengan luas areal kurang lebih 33.000 ha. Beberapa jenis komoditi perkebunan telah dikembangkan dan dibudiyakan dengan baik dan tujuh jenis diantaranya sebagai komoditi unggulan Kab. Buleleng yaitu : kopi robusta, kopi arabika, cengkeh, tembakau virginia, kelapa dalam, kakao dan mete. Sebagai komoditi unggulan , komoditi ini memiliki peran yang sangat besar dalam menggerakan perekonomian masyarakat perdesaan.
Perkembangan produksi dan nilai jual ke tujuh komoditi unggulan (dengan harga rata-rata per komoditi pada tahun yang bersangkutan) dalam tiga tahun terakhir (2013 s/d 2015) sebagai berikut :
A. Tahun 2013:
1. Kopi robusta :
a. Produksi : 6.215,90 ton atau 6.215.900 kg
b. Harga/kg : Rp 23.000,-
c. Nilai penjualan : Rp
142.965.700.000,-
2. Kopi arabika :
a. Produksi : 767,55 ton atau 767.550 kg
b. Harga/ kg : Rp 35.400,-
3. Cengkeh :
a. Produksi : 2.359,98 ton atau 2.359.980 kg
b. Harga/ kg : Rp. 130.000,-
4. Tembakau virginia :
a. Produksi : 554,57 ton atau 554.570 kg
b. Harga/ kg : Rp 30.000,-
5. Kelapa dalam :
a. Produksi : 8.026,82 ton atau 8.026.820 kg
b. Harga kopra / kg : Rp 5.000,-
6. Kakao :
a. Produksi : 755,18 ton atau 755.180 kg
b. Harga/ kg : Rp 21.500,-
7. Mete :
a. Produksi : 567,05 ton atau 567.050 kg
b. Harga/ kg : Rp 15.000,-
Total Produksi 7 komoditi tahun 2013 : 19.247,05 ton
B. Tahun 2014 :
1. Kopi robusta :
a. Produksi : 8.468,49 ton atau 8.468.490 kg
b. Harga/ kg : Rp 21.500,-
2. Kopi arabika :
a. Produksi : 554,24 ton atau 554.240 kg
b. Harga/ kg : Rp 40.700,-
3. Cengkeh :
a. Produksi : 5.270,75 ton atau 5.270.750 kg
b. Harga/ kg : Rp 145.000,-
4. Tembakau virginia :
a. Produksi : 626,16 ton atau 626.160 kg
b. Harga/ kg : Rp 33.000,-
5. Kelapa dalam :
a. Produksi : 8.994,46 ton atau 8.994.460 kg
b. Harga/ kg : Rp 5.000,-
6. Kakao :
a. Produksi : 759,54 ton atau 759.540 kg
b. Harga/ kg : Rp 31.500,-
7. Mete :
a. Produksi : 369,45 ton atau 369.450 kg
b. Harga/ kg : Rp 18.000,-
Total Produksi 7 komoditi tahun 2014 : 25.043,09 ton
Total nilai penjualan tahun 2014 : Rp 1.064.100.043.000,-
C. Tahun 2015 :
1. Kopi robusta :
a. Produksi : 9.454,62 ton atau 9.454.620 kg
b. Harga/ kg : Rp 22.000,-
2. Kopi arabika :
a. Produksi : 2.610,57 ton atau 2.610.570 kg
b. Harga/ kg : Rp 47.000,-
3. Cengkeh :
a. Produksi : 4.907,39 ton atau 4.907.390 kg
b. Harga/ kg : Rp 113.500,-
4. Tembakau :
a. Produksi :
- Tembakau virginia krosok : 731,724 ton/731.724 kg
- Tembakau virginia rajangan : 96 ton/ 96.000 kg
- Tembakau White Burley : 33 ton/ 33.000 kg
b. Harga/ kg :
- Tembakau virgia krosok : Rp 34.500,-
- Tembakau virginia rajangan : Rp 40.000,-
- Tembakau White Burley : Rp 20.650,-
c. Nilai penjualan :
5. Kelapa dalam :
b. Harga/ kg : Rp 6.500,-
6. Kakao :
a. Produksi : 884,15 ton atau 884.150 kg
b. Harga/ kg : Rp 29.500,-
7. Mete :
a. Produksi : 478,04 ton
b. Harga/ kg : Rp 20.000,-
Total produksi 7 komoditi tahun 2015 : 29.374,324 ton
Melihat data produksi tersebut di atas, menunjukkan bahwa, produksi 7 komoditi pada tahun 2014 naik sebesar 30,11 % dari produksi tahun 2013 dengan nilai penjualan naik sebesar 90,55 %. Sedangkan produksi tahun 2015 hanya naik sebesar 17,29 % dari produksi tahun 2014 dengan nilai penjualan turun sebesar 4,21 %. Hal ini karena produksi cengkeh tahun 2015 turun sebanyak 363,36 ton atau 6,89 % dari produksi tahun 2014. Turunnya produksi cengkeh tahun 2015 karena tanaman cengkeh tahun 2014 mengalami panen raya dan ini ciri/sifat umum dari komoditi perkebunan khususnya cengkeh dan kopi yang mengalami panen raya dua tahun sekali.
Meningkatnya produksi 7 komoditi perkebunan pada tahun 2014 dan 2015 yang sangat signifikan tersebut, tentu tidak lepas dari upaya pemerintah Kabupaten Buleleng melalui kegiatan pembinaan/ penyuluhan secara intensif, rehabilitasi, intensifikasi, dan pengendalian hama dan penyakit.
Khusus untuk pengendalian penyakit pada tanaman cengkeh yang banyak terserang Jamur Akar Putih (JAP), pada tahun 2012 Bupati Buleleng Bapak Putu Agus Suradnyana, ST, telah mengeluarkan dua kebijakan yang terkait dengan upaya pengendalian JAP pada tanaman cengkeh, yaitu Surat Edaran Bupati Buleleng Nomor: 4306 Tahun 2012 tentang Penghentian Pengambilan Daun Cengkeh di sekitar tanaman, tanggal 2 Nopember 2012, dan Peraturan Bupati Buleleng Nomor : 61 Tahun 2012 tentang Penutupan Investasi di Bidang Usaha Industri Penyulingan Daun Cengkeh, tanggal 26 Desember 2012.
Sejak dikeluarkannya dua kebijakan Bupati tersebut, mulai awal tahun 2013 dilakukan sosialisasi secara intensif kepada petani cengkeh tentang dampak negatif dari pengambilan daun cengkeh terhadap tanaman cengkeh yang sangat merugikan terutama serangan JAP. Disamping melakukan sosialisasi dua kebijakan tersebut, juga dilakukan upaya-upaya melalui kegiatan pengendalian JAP dan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Penyakit Terpadu (SL-PHT) dengan sumber dana APBD Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN. Pengendalian hama dan penyakit dan SL-PHT secara intensif juga dilakukan terhadap komoditi kopi, kakao, tembakau dan kelapa dalam.
Upaya-upaya melalui kegiatan-kegiatan tersebut di atas, telah berhasil meningkatkan secara signifikan produksi 7 komoditi unggulan pada dua tahun terakhir (tahun 2014 dan 2015). Pada tahun 2015 dari 7 tujuh komoditi hanya produksi cengkeh mengalami penurunan sebesar 6,89 %, karena tanaman cengkeh pada tahun 2014 telah mengalami panen raya.
Singaraja, Agustus 2017
Kadis Statistik,
TTD
Ir. I Ketut Nerda