Pancasari, Kamis 12 September 2024 – Wanita Hindu Dharma
Indonesia (WHDI) Pancasari menggelar acara penting yang dihadiri oleh berbagai
tokoh masyarakat dan organisasi terkait. Acara ini dibuka oleh perwakilan
Kepala Desa Pancasari, dengan narasumber utama dari WHDI Kabupaten Buleleng dan
ketua WHDI Kecamatan. Dalam acara ini, Ketua WHDI Kabupaten Buleleng, Ida Ayu
Wardani, memberikan sambutan yang menekankan pentingnya pelestarian seni dan
budaya bali yang perlu dilesatarikan oleh WHDI desa panca sari.
Dalam sambutannya, Ida
Ayu Wardani menyampaikan bahwa WHDI berperan tidak hanya dalam menjaga tradisi
dan nilai-nilai Hindu, tetapi juga memiliki peran strategis dalam memanajemen
rumah tangga. Ada empat prinsip manajemen yang diterapkan oleh organisasi ini,
yaitu planning (merencanakan), organizing (mengorganisir), menggerakkan, dan
cerminan diri. Hal ini sejalan dengan upaya WHDI dalam mempersiapkan program
kerja untuk tahun depan yang meliputi lima bidang dalam pengurusan organisasi
adalah pelindung, ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. Adapun
bidang-bidang yang akan menjadi fokus WHDI desa Wana Sari ke depan mencakup:
1. Bidang Agama yang
terdiri dari Sekretaris, dengan seksi-seksi seperti seksi Filsafat, seksi
Susila, Seksi Etika, dan Seksi Upacara.
2. Bidang Organisasi yang
terdiri dari Sekretaris, Seksi Organisasi, Seksi penerangan , Seksi Humas.
3. Bidang Ekonomi yang
terdiri dari Sekretaris, Seksi Usaha, dan Seksi Perkoperasian
4. Bidang Kebudayaan yang
terdiri dari Seksi Budaya, Seksi Pembinaan, Seksi Mental, Seksi Pendidikan
5. Bidang Sosial yang
terdiri dari Ketua, Sekretaris, Seksi Bantuan, Seksi Sosial (Beasiswa), Seksi
Kesehatan (Kependudukan), Seksi Lansia (Olahraga, Senam, Yoga), Seksi Konseling
(Advokasi)
Selain itu penyampaian
materi tekait WHDI seperti penggunaan tatarias dan busana kepura yang baik dan
benar juga diampaikan pada pembinaan yang dimana wanita hindu yang sudah
berumah tangga wajib mepusung/sanggul ke pura. Hal itu merupakan salah satu
adab dan kerapian karena jika rambut digerai melambangkan dewi durga yang
disimbolkan rambut tergerai.
Busana adat yang baik
juga menjadi hal penting yang perlu diketahui wanita hindu dharma karena
banyaknya model pakaian adat bali yang semakin berkembang. Pakaian adat wanita
bali untuk kepura yang baik adalah yang menutupi bagian daada, memiliki lengan
panjang sepergelangan tangan, selain itu kebaya brokat juga tidak dianjurkan dipakai
untuk persembahyangan ke pura.
Dengan adanya acara ini,
WHDI berharap mampu terus memperkuat peran perempuan dalam berbagai aspek, baik
di dalam rumah tangga, sosial, maupun dalam menjaga kelestarian budaya dan
seni.